Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

ABU NAWAS REZEKI NOMPLOK

 

Dikisahkan kondisi ekonomi keluarga Abu Nawas sedang mengalami kesusahan. Ia pun berinisiatif mencari pekerjaan untuk menafkahi keluarganya, maka pergilah Abu Nawas ke pasar.

Beberapa toko sudah ia datangi hendak melamar pekerjaan, namun tak satu pun yang berminat menggunakan jasa tenaganya.

“Maaf, Abu Nawas. Toko Kami sedang sepi. Jadi kami tak mampu untuk membayarmu,” ucap salah satu pemilik toko.

Hingga waktu menjelang siang, Abu Nawas masih belum juga mendapatkan pekerjaan. Dengan perasaan kecewa Abu Nawas memutuskan balik ke rumah.

Ketika ia tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena penasaran, Abu Nawas membungkuk dan mengambilnya. “Ternyata cuma koin penyok yang sudah karatan,” gerutu Abu Nawas kecewa. Meskipun begitu, ia memasukkan koin tersebut ke dalam sakunya. kemudian ia melanjutkan langkahnya pulang ke rumah.

Saat ia melewati toko barang antik, ia ditegur oleh si pemilik toko yang kebetulan adalah sahabatnya “Hai, Abu Nawas. Dari mana? Mampirlah kemari!” titahnya.

Abu Nawas pun mampir ke toko sahabatnya itu. Ia lalu dipersilahkan duduk dan diajaknya minum secangkir teh hangat.

“Dari pagi aku mencari pekerjaan, tapi belum juga aku dapatkan,” ucap Abu Nawas membuka obrolan.

“Kondisi pasar memang sedang lesu, Abu Nawas. Kamu sendiri lihat, ‘kan toko saya terlihat sepi?” balas sahabatnya.

“Oh, iya. Tadi aku menemukan koin, tapi kondisinya sudah penyok dan karatan. Kalau kamu berminat ambil saja,” kata Abu Nawas sambil menyerahkan koinnya.

Sahabatnya itu tampak serius mengamati koin pemberian Abu Nawas “Ini, ‘kan koin barang antik, Abu Nawas? Banyak yang mencarinya. Kemarin saja, ada saudagar kaya datang kemari, ia hendak membeli koin seperti ini.”

“Begini saja, Abu Nawas. Kamu sedang butuh uang, ‘kan?”

“Sebagai imbalannya, aku kasih kamu uang 300 Dinar,” ucap sahabatnya.

“Kamu serius?” tanya Abu Nawas kaget.

“Ya, iyalah. Saya serius,” balas sahabatnya sambil memberikan uang 300 Dinar.

Setelah menerima uang tersebut Abu Nawas buru-buru pamit pulang, ia berencana membeli makanan bagi keluarganya.

Di tengah jalan, Abu Nawas berpapasan dengan seseorang yang sedang membawa kambing. Terlintas di benak Abu Nawas ingin membeli kambing tersebut untuk dijadikan hidangan, tapi sayangnya uang yang ia punya hanya 300 Dinar.

“Kamu berminat membeli kambing ini?” tanya orang tersebut.

“Iya, tapi uangku cuma 300 Dinar,” jawab Abu Nawas.

“Tidak apa-apa. Aku memang hendak menjualnya 300 Dinar,” balas orang tersebut.

“Akhirnya Abu Nawas berjalan pulang dengan membawa seekor kambing, dan lagi-lagi, ketika ia melewati rumah saudagar kaya, Abu Nawas dipanggilnya. “Hai, Abu Nawas. Sini aku beli kambingmu!”

“Nanti malam aku mau mengadakan pesta keluarga!” ucap saudagar kaya.

“Boleh, tapi harganya 1000 Dinar!” jawab Abu Nawas asal-asalan.

Tanpa diduga, saudagar kaya tersebut menyetujuinya. “Ya. Sini aku bayar,” kata saudagar kaya.

Dengan senang hati Abu Nawas menjual kambingnya, sebab ia mendapat untung 700 Dinar.

Maka Pulanglah Abu Nawas dengan membawa uang seribu dinar.

Sialnya saat ia hendak masuk rumah, Abu Nawas dihadang kawanan perampok. Salah satu dari mereka mengacungkan pisau belati ke arah Abu Nawas.

“Berikan uangmu atau aku akan membunuhmu!” ancam si perampok.

Dengan tubuh gemetaran Abu Nawas memberikan uang 1000 Dinar miliknya, sementara istri Abu Nawas yang melihat kejadian itu dari balik jendela langsung keluar dan berteriak. “Hai, apa yang kalian lakukan!”

Mendengar teriakan tersebut, para perampok ini langsung kabur tunggang langgang.

“Apa yang terjadi? Engkau baik-baik saja, ‘kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?” tanya sang istri.

Tak ingin membuat istrinya marah, Abu Nawas mengangkat bahunya dan berkata, “Oh. Bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi.”

Abu Nawas pun berjalan memasuki rumahnya. Di alam rumah, Abu Nawas duduk termenung. Ia meratapi kejadian yang barusan menimpanya. “Mungkin uang tadi bukan rezeki saya,” batin Abu Nawas menghibur diri.

Tak berselang lama tiba-tiba pintu rumahnya diketuk seseorang.

Abu Nawas beranjak dari tempat duduk dan membukakan pintu. Ternyata tamu yang datang adalah sahabatnya yang mempunyai toko barang-barang antik. “Hai, Abu Nawas. Ada kabar gembira untukmu.  “Koin yang kamu temukan ternyata laku sampai 10.000 Dinar.”

“Aku pikir akan lebih bijak bila hasilnya dibagi dua denganmu,” kata sahabatnya.

“Tadi siang aku sudah memberimu 300 Dinar, dan Ini sisanya 4700 Dinar. Silakan diterima,” ucap sahabatnya sambil memberikan uang.

“Alhamdulillah. Terima kasih, Kawan,” balas Abu Nawas.

 

PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search